Sunday, September 17, 2006

[Fiqh-ul-Bina']: Penataan Ruang Masjid (Bagian 3)


Sifat-sifat Mimbar Nabi
Dari Berbagai Sumber

Hadis riwayat Muslim dari Sahal bin Saad radiyallahu ‘anhu : Bahwa beberapa orang menemui Sahal bin Saad. Mereka berselisih mengenai jenis kayu mimbar Rasul. Lalu kataku (Sahal): Demi Allah saya benar-benar tahu jenis kayu mimbar itu dan siapa pembuatnya. Aku sempat melihat pertama kali Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. duduk di atas mimbar itu. Abu Hazim berkata: Aku katakan kepada Abu Abbas: Ceritakanlah! Ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. pernah mengutus seseorang kepada istri Abu Hazim. Abu Hazim berkata bahwa beliau pada hari itu akan memberi nama anaknya, beliau bersabda: Lihatlah anakmu yang berprofesi tukang kayu. Dia telah membuatkan aku sebuah tempat di mana aku berbicara di hadapan orang. Dia telah membuatnya tiga anak tangga. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. menyuruh meletakkannya di tempat ini. Mimbar tersebut berasal dari kayu hutan. Aku sempat melihat Rasulullah berdiri di mimbar sambil membaca takbir yang diikuti oleh para sahabat. Setelah beberapa lama berada di atas mimbar, beliau turun mengundurkan diri lalu melakukan sujud di dasar mimbar. Kemudian beliau kembali hingga beliau selesai salat. Setelah itu beliau menghadap ke arah para sahabat dan bersabda: Wahai manusia, sesungguhnya tadi aku lakukan hal itu agar kalian mengikuti aku dan kalian dapat belajar tentang salatku.”

Dari Abdul Aziz bin Abi Hazim dari bapaknya bahwasanya sekelompok orang mendatangi Sahl bin Sa’ad sedang mereka berselisih pendapat tentang masalah mimbar. Maka Abu Hazim berkata : “Adapun aku, demi Allah, sungguh aku mengetahuinya dari kayu apa mimbar tersebut dibuat dan siapa yang membuatnya. Aku telah melihat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam pada hari pertama beliau duduk di atasnya.” Berkata Abdul Aziz, aku katakan kepadanya : “Wahai Abu Abbas, khabarkanlah kepada kami!” Dia berkata : Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam menyampaikan kepada seorang wanita --Berkata Abu Hazim : “Sesungguhnya beliau menyebutkan namanya pada hari itu”-- : “Temuilah budak kamu yang tukang kayu untuk membuat mimbarku yang di atas mimbar itu aku berceramah kepada manusia.” Maka budak tersebut membuat mimbar ini tiga tingkatan. Kemudian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam menyuruh untuk diletakkan di tempat ini. Mimbar tersebut terbuat dari pangkal pohon hutan. Sungguh aku telah melihat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam berdiri di atasnya kemudian beliau bertakbir (shalat) dan bertakbirlah manusia yang ada di belakangnya sedang beliau tetap di atas mimbar. Kemudian beliau (ruku’) lalu bangkit dari ruku’ kemudian beliau turun dari mimbar (dengan berjalan mundur) sampai beliau sujud di dasar mimbar kemudian mengulanginya lagi sampai akhir shalatnya. Setelah itu beliau menghadap manusia dan bersabda : “Wahai manusia, sesungguhnya aku lakukan yang demikian agar kalian mengikuti dan mempelajari shalatku.” (HR. Muslim dalam Kitabul Masajid bab Jawazul Khuthulah ulal Khuthasataini fis Shalah hadits ke-44)

Lafadh hadits :
فعمل هذه الثلاث درجاة
Imam An Nawawi berkata : “Pada hadits tersebut terdapat keterangan yang jelas bahwa mimbar Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam tiga tingkat.”

Dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu bahwasanya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam berdiri pada hari Jum’at sambil menyandarkan punggungnya ke batang pohon yang menancap di masjid, berkhutbah kepada manusia, kemudian datang seorang Rumi dan berkata : “Alangkah baiknya kalau aku buatkan untuk Anda (Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam) sesuatu yang Anda duduk padanya sedangkan engkau seperti berdiri!” Maka dia membuat mimbar untuk Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dua tingkat dan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam duduk pada tingkat yang ketiga. Ketika Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam duduk di atas mimbar tersebut, pohon (yang tadinya dipakai Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersandar) mengeluarkan suara seperti teriakan sapi sampai-sampai masjid Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam terguncang, sedih karena ditinggalkan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam. Maka Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam turun mendekatinya kemudian memeluknya sedang pohon tadi terus mengeluarkan suara. Ketika Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : “Demi Dzat yang jiwa Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam berada di tangan-Nya, kalau aku tidak memeluknya, ia akan terus mengeluarkan suara sampai hari kiamat (sedih karena ditinggalkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam).” Maka beliau memerintah (shahabatnya untuk membuat lubang) dan menguburkan pohon tersebut. (HR. Ad Darimi dalam Muqadimah nomor 6 bab Maa Akraman Nabi bi Haninil Mimbar dan dihasankan oleh Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi’i dalam As Shahihul Musnad 1/76-77).

Dari Ibnu Umar radliyallahu 'anhu bahwasanya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam ketika badanya gemuk, Tamim Ad Dary berkata kepadanya : “Alangkah baiknya kalau aku buatkan sebuah mimbar untukmu, ya Rasulullah, yang akan menopang tubuh Anda!” Rasulullah menjawab : “Ya.” Maka dia membuat mimbar untuk Rasulullah dua tingkat. (HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Imam Muhaddits Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani dalam Shahih Abu Dawud Kitabus Shalah bab Ittikhadzul Mimbar nomor 958 [1081])

Dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu, dia berkata : Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam jika berkhutbah pada hari Jum’at menyandarkan punggungnya kepada sepotong kayu, maka ketika manusia semakin banyak beliau bersabda : “Buatkan untukku mimbar.” Beliau ingin (suaranya) terdengar oleh mereka, maka mereka membuat mimbar untuk Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dua tingkat kemudian beliau pindah dari kayu tersebut dan menggunakan mimbar … . (HR. Ahmad 3/226)

Dari Ubay bin Ka’ab radliyallahu 'anhu, dia berkata : Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam shalat menghadap ke arah pangkal pohon ketika masjid masih berwujud bangsal. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam berkhutbah pada pangkal pohon tersebut, maka salah seorang dari shahabatnya berkata : “Apakah perlu kami buatkan untuk Anda sesuatu yang Anda berdiri di atasnya pada hari Jum’at sehingga manusia melihat Anda dan Anda dapat memperdengarkan kepada mereka khutbah Anda?” Nabi menjawab : “Ya.” Maka dibuatkan baginya mimbar tiga tingkat dan itu merupakan mimbar yang paling tinggi. Mereka meletakkannya di tempat yang biasa beliau tempati … . (HR. Ibnu Majah Kitab Iqamatush Shalah bab Maa Ja’a fi Sya’nil Mimbar 199 dan Abu Nu’aim)

Dari Sahl bin Sa’ad As Saidi radliyallahu 'anhu berkata : Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam biasa berdiri di atas kayu yang berada di masjid ketika berkhutbah, maka ketika jumlah manusia semakin banyak, dikatakan kepada beliau : “Wahai Rasulullah, kalau aku buat sebuah mimbar sehingga kau berada lebih tinggi dari manusia dengannya?” Maka beliau mengutus seseorang untuk menemui tukang kayu kemudian aku pergi dengannya sampai masuk hutan (dalam suatu riwayat) lalu menebang pangkal pohon. Kemudian dia membuatnya dan kami membawanya. Mimbar tersebut dua tingkat dan tingkat yang ketiga adalah tempat duduk Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam. (HR. Abu Nu’aim)

Imam Syafi’i rahimahullah berkata : ''Sampai kepada kami hadits dari Salamah bin Al Akwa’ bahwasanya dia berkata : Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam berkhutbah dengan dua khutbah dan duduk dengan dua duduk. Orang yang menyampaikan khabar kepadaku mengatakan : “Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam berdiri pada tingkat di bawah tempat duduk istirahat (yaitu tingkat kedua). Kemudian beliau Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam mengucapkan salam lalu duduk pada tempat duduk istirahat (yaitu tingkat ketiga) sampai muadzin selesai adzan. Kemudian beliau berdiri berkhutbah kemudian duduk dan berdiri lagi untuk khutbah kedua.”

No comments: